Thursday 22 November 2012

Buah Langka

GAYAM

Gayam (Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosberg). Buah gayam harus dimasak dulu jika ingin memakannya. Berbeda dengan buah lainnya yang bisa langsung dimakan segar begitu dipetik dari pohon
  
  buah gayam musti dimasak dulu baik direbus, dibakar, atau diolah lainnya jika ingin menikmatinya.
 
Gayam merupakan tanaman bernama latin Inocarpus fagiferus yang bersinonim dengan Inocarpus fagifer dan Inocarpus edulis. Tanaman yang dikenal juga sebagai angkaeng dan bosua (Sulawesi) ini dalam bahasa Inggris disebut Otaheite chestnut, Polynesian chestnut, atau Tahiti chestnut.
  
 
  Oleh masyarakat jawa, gayam mempunyai makna filosofi ‘gayuh’ yang berarti cita-cita dan ‘ayem’ yang mempunyai arti damai, tenang, dan bahagia. Tanaman ini juga ditetapkan sebagai flora identitas kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan flora identitas kota Cirebon, Jawa Barat.
 
Tinggi pohon gayam mampu mencapai 20-an meter dengan diameter batang mencapai 65 cm. Batang pohon gayam sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, dengan percabangan merunduk. Pada kulit batang bagian dalam mengandung cairan berwarna merah. Penampilannya terkadang menimbulkan kesan angker dan mistis.
 
Buah gayam berjenis polong berbentuk ginjal dan tidak pecah dengan kulit buah yang keras. Buah gayam mempunyai 1 biji berbentuk gepeng. Kulit biji keras dengan endosperm putih. Ketika mentah buah berwarna hijau dan menjadi kuning atau kecoklatan ketika masak.
     
 
  Pohon gayam diperkirakan merupakan tanaman asli dan berasal dari daerah Indonesia yang kemudian tersebar secara luas ke berbagai daerah tropis di kawasan Asia Pasifik. Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah tropis yang lembab hingga ketinggian 500 meter dpl. Tumbuhan ini mampu tumbuh di tanah-tanah yang miskin hara sekalipun. Sehingga pohon gayam sering kali ditemukan tumbuh di rawa-rawa, tepi sungai, maupun di tepi pantai yang berpasir di antara hutan bakau.   
 
     Pemanfaatan Gayam. Buah gayam yang telah tua dan masak tidak dapat dimakan langsung. Buah ini sebelum dimakan harus direndam air kemudian direbus atau dibakar. Buah gayam yang telah dimasak ini dikonsumsi sebagai makanan ringan. Buah gayam dapat juga dijadikan produk olahan semisal emping (keripik gayam).
 
Kayu pohon gayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan furniture. Sedangkan dengan kerindangan daun dan dahannya pohon ini bisa dimanfaatkan sebagai pohon peneduh.
 
Akan tetapi tanaman yang satu ini jarang dibudidayakan. Umumnya mereka tumbuh liar di daerah rawa-rawa atau tepi sungai. Mungkin keengganan membudidayakan tanaman ini lantaran bentuk batangnya yang beralur-alur sehingga terkesan angker. Tidak jarang yang beranggapan pohon ini sebagai tempat tinggal makhluk halus.
  
  
Tanamannya dapat diperbanyak dengan cara semai biji atau sambung pucuk. Tanaman dari biji akan mulai berbuah umur 6 – 7 tahun, sedangkan dari cangkok umur 3 – 4 tahun. Di Taman Wisata Mekarsari tanaman gayam dapat dijumpai di area kebun buah Blok D dekat area Rumah Pohon Leo.
 
Selain itu bibit tanamannya tersedia di Garden Center dalam jumlah terbatas.

0 comments:

Post a Comment

 

About Me

Followers

Copyright © 2010 NailulmunaFarm (Usaha Santri)

Template By Nano Yulianto