BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang di kelola manusia yang berguna untuk
mengambil hasil atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan
budidaya tanaman, sangat rentang sekali terhadap beberapa faktor-faktor yang
sangat sensitif di antaranya adalah adalah unsur hara, iklim, tanaman dll. Di
antara aspek-aspek yang di sebutkan yang perlu di perhatikan adalah ketersedian
unsur hara di dalam media tanam.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor
utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan
yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu
tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan
tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan
mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi
tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat
besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman.
Kadar hara dalam tanaman biasanya menurun sejalan dengan pertumbuhan dan
apabila penurunan ini cukup banyak maka laju pertumbuhan menjadi kurang
daripada tanaman yang berkadar hara lebih tinggi. Kadar hara yang menyebabkan
laju pertumbuhan tanaman mulai menurun dibandingkan dengan tanaman yang
mempunyai kadar hara lebih tinggi selagi faktor-faktor tumbuh lainnya berada
dalam keadaan memuaskan dinamakan kadar hara genting (critical nutrient
concennatrion). Secara kuantitatif dapat dikatakan, bahwa kadar genting ialah
suatu kadar hara yang menurunkan pertumbuhan tanaman sebanyak 10 % dibandingkan
dengan pertumbuhan maksimum. Makin lama tanaman berada di bawah kadar genting
dan makin awal hal ini terjadi pada musim tumbuh, makin berkuranglah
pertumbuhan atau hasilnya dan makin besar kebolehjadian tanaman memperlihatkan
tanggapan terhadap pemupukan. Jadi dengan analisa jaringan orang dapat menduga apakah
pengadaan hara dalam tanah sesuai dengan keperluan tanaman akan hara. Dengan
analisa jaringan yang dirancang secara berulang sepanjang masa tumbuh tanaman,
orang memperoleh serentetan gambaran tentang keadaan pengadaan hara dalam tanah
masing-masing saat selama musim tumbuh itu (Notohadiprawiro, 2006).
Gejala defisiensi hara atau kahat hara secara visual umumnya telah cukup
membantu dalam mendiagnosis gangguan hara, terutama bila dilakukan oleh
ahlinya. Apabila tanaman tidak menerima hara yang cukup maka pertumbuhannya
akan lemah dan perkembangannya tampak abnormal. Diagnosis defisiensi hara pada
tanaman dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan
diagnosis gejala visual dan analisis tanaman. Semua tanaman hijau memerlukan
seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh
tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat
tinggi membutuhkan 3 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro
dan mikro, meskipun pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara
mikro tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain. Diagnosis
berdasarkan gejala visual di lapangan sangat komplek dan sulit, terutama bila
kejadian kahat lebih dari satu hara mineral secara simultan atau kahat hara
tertentu bersamaan dengan toksik hara yang lain. Salah satu metode untuk
menentukan unsur hara esensial bagi tanaman adalah dengan menganalisis secara
kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat (Wijayani, et al., 2004).
Proses-proses metabolismee dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman memberikan
masukan bahan organik melalui serasah yang tertimbun di permukaan tanah berupa
daun dan ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar tanaman memberikan
masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar yang mati serta dari
eksudasi akar (Widjaja, 1996).
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur hara adalah unsur-unsur (senyawa kimia anorganik yang diperlukan untuk
pembentukan sel (jaringan) dan proses enzimatik organ tanaman, unsur hara
dibedakan menjadi :
a.
Unsur hara esensial
merupakan unsur hara yang
sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan
tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:
-
Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal.
-
Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu
dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi
secara keseluruhan oleh unsur lain.
-
Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara
langsung dan secara tidak langsung.
Unsur hara esensial
meliputi : (1) unsur hara makro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
besar, yaitu unsur hara primer (H, C, O, N, P, K). Dan unsur hara sekunder (Ca,
Mg, dan S) ; dan (2) unsur hara mikro yaitu unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah kecil, seperti : Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo, dan Cl. Sedangkan
unsur hara non-esensial diantaranya adalah Na, Va, Si, J, Co, Br, dan F.
b.
Unsur hara non esensial
Merupakan unsur yang
diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya dan tanamn masih dapat hidup
normal tanpa adanya unsur hara ini. Unsur hara non-esensial diantaranya adalah
Na, Va, Si, J, Co, Br, dan F.
Unsur hara di dalam tanah tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan dapat diserap
tanaman melalui akar tanaman apabila berada dalam bentuk ion, baik dalam bentuk
kation, maupun dalam bentuk anion. Unsur hara dalam tanah berada dalam bentuk
senyawa pada larutan tanah. Terikat oleh koloid tanah, dan terjerap pada koloid
organik tanah. Jumlah dan macam unsur hara dalam tanah berasal dari:
-
Pelapukan batuan/mineral tanah secara fisika, kimia, dan biologi (contoh K, P,
Ca, Mg, S)
-
Pelapukan Bahan Organik (contoh : N, S, P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, B, J dan
Cl)
-
Kontribusi dari atmosfer melalui hujan (presipitasi), yaitu H, O, C, S, dan N;
serta terifikasi oleh mikroorganisme tanah (contoh N oleh Rhyzobium sp)
-
Berasal dari air pengairan (irigasi) contoh : H, O, C, Ca, S, dan N
-
Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik (contoh: pupuk kandang, pupuk kompos,
pupuk urea, pupuk tsp, dan pupuk kcl.
Ketersediaan unsur hara mikro (Cu dan Zn) dalam larutan tanah relatif tinggi
pada pH yang rendah, dan kebanyakan kation ini berada dalam bentuk yang dapat
dipertukarkan dan dalam fraksi organik. Pengapuran juga mempengaruhi
ketersediaan unsur hara mikro. Penambahan kapur dapat menurunkan kelarutan
unsur mikro karena terjadi peningkatan pH, yang menyebabkan terjadinya
pengendapan unsur mikro tersebut. Pengapuran yang berlebihan dapat menyebabkan
tanaman mengalami kekurangan unsur mikro, terutama Fe, Mn, Cu dan Zn karena
peningkatan nilai pH tanah mengakibatkan bentuk kation berubah menjadi
hidroksida yang tidak larut.
UNSUR HARA TANAMAN
a. Nitrogen
Nitrogen merupakan salah Satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan
dalam jumlah besar . tanaman menyarap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-)
dan ion ammonium (NH4+). Unsur ini secara langsung berperan dalam pembentukan
protein, memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetatif,
berperan dalam pembentukan klorifil, asam amino, lemak enzim dan persenyawaan
lain.
Kekurangan unsur hara
Nitrogen (N)
-
Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
-
Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
-
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
-
Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian
bawah terus ke bagian atas.
-
Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai
dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning
lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan
daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan.
Akibat Kelebihan Nitrogen :
- Menyebabkan daun
lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan
berkurangnya buah jadi.
b. Fosfor
Fosfor merupakan unsur makro yang menyusun komponen setiap sel hidup, fosfor
dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat
penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu
mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot. Bertugas
mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman , merangsang pertumbuhan dan
perkembangan akar.
Kekurangan unsur hara
Fosfor (P)
-
Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
-
Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering
pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi
daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah
menjadi kuning.
-
Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil,
nampak jelek dan lekas matang.
c. Kalium
Kalium merupakan unsur makro seperti nitrogen dan fosfor, kalium berperan
penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan
luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan pengambilan karbondioksida,
memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein, membantu proses membuka dan
menutup stomata, kapasitas menyimpan air, memperluas pertumbuhan akar,
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat
tubuh tanaman supaya daun bunga dan buah tidak gampang rontok Memperbaiki
ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa manis pada buah, mensuplai
karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman umbi-umbian.
Kekurangan unsur hara
Kalium (K)
-
Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata.
Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini
tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
-
Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
-
Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak
tahan disimpan
-
Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
-
Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya
demikian rendah
d. Magnesium ( Mg)
Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion Mg2+ dan merupakan satu-satunya
mineral penyusun klorofil. Sebagai regulator/pengatur dalam penyerapan unsur
lain seperti P dan K, Merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak,
membantu translokasi pati dan distribusi fosfor didalam tanaman, serta
aktifator berbagai jenis enzim tanaman.
Kekurangan unsur hara
Magnesium (Mg)
-
Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara
tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau.
Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning
dengan bercak-bercak merah kecoklatan
-
Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai
lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
-
Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia
tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
e. Belerang
Kekurangan unsur hara Belerang (S)
-
Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna
umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan
kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
-
Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman
tampak berdaun kuning dan hijau.
-
Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman
berserat, berkayu dan berdiameter kecil
-
Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
-
Jumlah anakan terbatas.
f. Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya
gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai
kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe
dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis.
Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak
mengandung kapur.
-
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap
berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati.
-
Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau
berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih.
-
Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda
banyak yang menjadi kering dan berjatuhan.
-
Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati
mulai dari pucuk.
g. Mangan (Mn)
Gejala kekurangan Mangan
(Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
-
Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi
putih
-
Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang
-
Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis
bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan
ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
-
Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat,
seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan
kedelai
-
Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
-
Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
h. Tembaga
Kekurangan unsur hara
Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam,
tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
-
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian
mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat
dan mati pula.
-
Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang
klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati.
-
Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna
hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil
dan berwarna coklat.
-
Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan
bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
i. Molibden
Kekurangan unsur hara
Molibden (Mo)
-
Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan
terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula
terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
-
Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput
dan mengering.
J. Kalsium (Ca)
Kekurangan Kalsium :
-
Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan
tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara
tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.
-
Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati.
-
Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah
bentuk.
-
Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita.
BAB III
KESIMPULAN
·
Unsur hara adalah unsur-unsur (senyawa kimia anorganik yang diperlukan untuk
pembentukan sel (jaringan) dan proses enzimatik organ tanaman, unsur hara
dibedakan menjadi unsur hara esensial dan non-esensial.
·
Unsur hara esensial meliputi : (1) unsur hara makro, yaitu unsur hara yang
diperlukan dalam jumlah besar, yaitu unsur hara primer (H, C, O, N, P, K). Dan
unsur hara sekunder (Ca, Mg, dan S) ; dan (2) unsur hara mikro yaitu
unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil, seperti : Fe, Cu, Mn,
Zn, B, Mo, dan Cl. Sedangkan unsur hara non-esensial diantaranya adalah Na, Va,
Si, J, Co, Br, dan F.
·
Nitrogen merupakan salah Satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan
dalam jumlah besar . tanaman menyarap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-)
dan ion ammonium (NH4+). Unsur ini secara langsung berperan dalam pembentukan
protein, memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase
vegetatif, berperan dalam pembentukan klorifil, asam amino, lemak enzim dan
persenyawaan lain.
1 comments:
Kang, eta nu laluncatan teh ngaganggu pisan. Ngahalangan nu maca...
Post a Comment